
# RENUNGAN 17 MEI
“Kerendahan hati I. Syarat mutlak untuk memperoleh keselamatan kekal. Ini tercapai bila aku sudah menundukkan dan merendahkan diriku sedapat mungkin - sampai dalam segala hal aku taat kepada hukum Allah Tuhan kita. Sekalipun aku diangkat jadi tuan segala ciptaan di dunia ini, sekalipun nyawaku sendiri terancam, tak akan terjadi aku sampai mempertimbangkan mau melanggar satu perintah yang diwajibkan atas dosa-berat, entah dari Allah, entah dari manusia datangnya.” (165)
Para nabi dalam Kitab Suci menyuarakan nama Allah yang kudus dan agung. Bagai tak kenal rasa takut, mereka melepaskan kritik moral dan mendidik masyarakat zamannya agar hidup tak bercela. Terhadap para penguasa, mereka tak kenal kata gentar. Nabi Natan mencela dan menegur perbuatan amoral Raja Daud (2 Sam 12). Hal yang sama dilakukan Yeremia terhadap Puteri Yudea (Yer 26).
Kisah nabi-nabi adalah contoh bagaimana realita politik dan refleksi iman melebur menjadi satu. Para nabi tidak memisahkan diri dan hidup di luar pergumulan dan perjuangan hidup sehari-hari orang- orang pada umumnya. Mereka hadir di dalam dan di kancah simpang siur berbagai ideologi dan arus moral yang bertebaran ditengah-tengah masyarakat.
MENEMUKAN HIDUP BARU DALAM KRISTUS
Januari – Juni
Greg Soetomo, SJ
Komunitas Awam Putri Sion
Nomer WA: +62 857 8019 0002
komunitasputrision@yahoo.com