# RENUNGAN 19 MEI

19 MEI

“Kerendahan hati III. … asalkan sama artinya bagi kehormatan dan kemuliaan Allah yang Mahaagung, supaya dapat meneladan dan lebih menyerupai Kristus Tuhan kita dalam kenyataan, aku menghendaki, dan memilih kemiskinan bersama Kristus, yang miskin, melebihi kekayaan; penghinaan bersama Kristus yang dihina, melebihi penghormatan; aku memilih dianggap bodoh dan gila demi Kristus yang lebih dahulu dianggap begitu, daripada dianggap pandai dan bijaksana di dunia ini.” (167) 

Kemana pun Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bergerak, ia diikuti banyak orang yang mencintainya. Orang merasa bahwa Gus Dur memperjuangkan apa yang menjadi keprihatinan mereka. Orang miskin, yang diperlakukan tidak adil, yang dirampas haknya sebagai warga negara, ditindas, semua adalah komunitas yang merasakan betapa dekat Gus Dur dengan mereka. Komunitas yang merasakan keberpihakan ini tidak terbatas di kalangan Muslim saja.

Gus Dur telah mempertontonkan teologi Islam yang baru. Sebuah pemahaman iman Islam yang inklusif dan pluralis. Gus Dur mewartakan sebuah konsep beriman bahwa, ‘beriman di Indonesia senantiasa dalam dialog dengan iman dan kebudayaan lain’. Cita-cita Gus Dur, sesungguhnya adalah cita-cita orang Katolik. Bahkan menjadi perwujudan nilai-nilai yang diperjuangkan Yesus pula. Gus Dur hanya satu contoh yang menginspirasi kita untuk mendefinisikan ulang apa yang disebut ‘orang suci dan kudus’ dalam Gereja Katolik.

BUTIR-BUTIR ROHANIKU HARI INI?
 
 
 
--------------------
MENEMUKAN HIDUP BARU DALAM KRISTUS
Januari – Juni

Greg Soetomo, SJ
 
Penerbit:
Komunitas Awam Putri Sion
Nomer WA: +62 857 8019 0002
komunitasputrision@yahoo.com
 
Cetakan pertama, April 2021
Share :