# RENUNGAN 25 MEI

25 MEI 

“Petunjuk tambahan.. Segera sesudah bangun tidur, membayangkan ke mana aku akan pergi dan untuk apa, melihat secara ringkas kontemplasi yang akan kulakukan, menurut misterinya. Berusaha, sewaktu bangun dan mengenakan pakaian, menimbulkan dalam hatiku rasa sedih dan susah oleh kesusahan dan sengsara Kristus Tuhan kita yang begitu besar.” (206a)

Ketenangan hidup Suster Teresa asal Albania, setelah 13 tahun tinggal Kalkuta, digoncangkan dan dibangunkan dengan adanya Perang Dunia II (1942). Situasi buruk ini diperparah dengan bencana kelaparan di Kalkuta dan Bengal (1942-43). Dua juta orang meninggal. Pada Agustus 1946, berlangsung kekerasan dan konflik agama Hindu dan Islam di Kalkuta. Lima ribu orang tergeletak mati di jalanan Kalkuta, sementara 50 ribu orang luka-luka. Seluruh aktivitas dan penyediaan bahan makanan macet. Teresa keluar dari kenyamanan dan ketenangan biaranya, mencari makan untuk anak-anak didiknya. Dengan penuh keberanian ia menerobos Kota Kalkuta yang banjir darah itu.

Aksi yang dibuat Teresa bukan karena perintah pimpinan biaranya. Bukan pula karena ia merasa harus bertanggungjawab terhadap keselamatan orang-orang di sekitarnya, melainkan karena ‘ia memilih’. Di dalam dirinya berlangsung ‘panggilan di dalam panggilan’. Pada 1950, Vatican mengizinkan berdirinya sebuah kelompok yang didirikan Teresa, cikal bakal Missionaries of Charity.

BUTIR-BUTIR ROHANIKU HARI INI?

 
 
 
--------------------
MENEMUKAN HIDUP BARU DALAM KRISTUS
Januari – Juni

Greg Soetomo, SJ
 
Penerbit:
Komunitas Awam Putri Sion
Nomer WA: +62 857 8019 0002
komunitasputrision@yahoo.com
 
Cetakan pertama, April 2021
Share :