RENUNGAN # 25 OKTOBER

25 OKTOBER

“Yesus Wafat Pada Salib. Dia dibiarkan terlantar dan kesepian; berkata: "Selesai"; berkata: "Bapa di tangan-Mu, kuserahkan jiwa-Ku. Matahari menjadi gelap, karang terbelah, kubur-kubur terbuka; tirai Kenisah robek menjadi dua dari atas sampai bawah. Orang-orang menghojat Dia dengan berkata: "Cih, Kau yang hendak merobohkan Kenisah Allah, turunlah dari salib!" Pakaian-Nya dibagi; lambung-Nya ditikam dengan tombak, air dan darah mengalir keluar.” (297bc)

Sebelum dikirim menjadi Pastor kampung di Ars (1818), Johanes Maria Vianney (1786–1859) mendapat gambaran medan pelayanannya dari sang Uskup. Ia akan menggembalakan 230 jiwa dengan kondisi iman sangat buruk. Ia melaksanakan misi ini. Dikisahkan, ‘orang kudus’ ini masuk ke gedung gereja, melayani Sakramen Pengakuan Dosa sebelum matahari terbit dan tidak meninggalkannya hingga matahari terbenam, ketika Angelus berkumandang. Modal spiritualnya adalah menyatukan diri dengan Kristus yang hadir dan masih berjuang di dunia, terutama di tengah-tengah umat Ars. Ia menjalani hidup penuh keutamaan, hidup miskin penuh matiraga, memberi nasehat sederhana tetapi kaya makna.

Vianney menyelaraskan tugas ‘kecil’ sebagai hamba dengan jiwa ‘besar’. Doanya pun sangat menyentuh, “Tuhan, tobatkanlah umat-Mu di Ars ini. Saya bersedia menderita apapun seumur hidup jika Engkau menghendaki demikian”.

BUTIR-BUTIR ROHANIKU HARI INI?

 

 

--------------------
MENEMUKAN HIDUP BARU DALAM KRISTUS
Juli – Desember

Greg Soetomo, SJ

Penerbit:
Komunitas Awam Putri Sion
komunitasputrision@yahoo.com

Cetakan pertama, April 2021

Share :