
RENUNGAN # 6 NOVEMBER
6 NOVEMBER
“Percakapan pertama dengan Ratu kita, supaya beliau memperolehkan bagiku rahmat dari Putera dan Tuhannya untuk hal ini: Memohon pengertian tentang dunia agar karena ngeri terhadapnya, kujauhkan daripadaku barang-barang duniawi dan hampa.” (63a)
Pengelolaan uang yang menjadi kesibukan Credit Union (CU) dijadikan kendaraan untuk mendidik manusia agar lebih berkeutamaan dan bermartabat. Ini diakui eksplisit oleh Paus Benediktus XVI dalam ensiklik Caritas in Veritate (n.65) ketika ia memuji kredit mikro. Kepada anggota CU ditanamkan sikap mau memberi sebagian ‘kelebihan’ untuk orang lain. Inilah solidaritas. CU berhasil menanamkan nilai-nilai keutamaan dalam diri para anggotanya. Untuk beberapa CU yang ‘berhasil’ menjadi raksasa dengan anggota di atas seratus ribu orang, dengan omset triliunan rupiah, tantangan patologi kebudayaan moderen menghadang di depan.
Kebanyakkan orang di pedalaman memegang alat komunikasi canggih. Benda ini kerap membentuk masyarakat menjadi kurang kepekaan sosial. Juga, kebudayaan membeli makanan dan barang-barang moderen yang memproduksi sampah. Kebudayaan ‘memakai’ mengalahkan kebudayaan ‘merawat’. Sedikit nilai positif diberikan, lebih banyak pengaruh buruk ditanamkan setiap hari oleh gaya hidup dan hiburan yang sangat kapitalistik. CU di Kalimantan yang melekat dengan Gereja Katolik, misalnya, melihat tantangan spiritualitas baru ketika umat memiliki semakin banyak uang.
BUTIR-BUTIR ROHANIKU HARI INI?
--------------------
MENEMUKAN HIDUP BARU DALAM KRISTUS
Juli – Desember
Greg Soetomo, SJ
Penerbit:
Komunitas Awam Putri Sion
Nomer WA: +62 857 8019 0002
komunitasputrision@yahoo.com
Cetakan pertama, April 2021
Share :