
RENUNGAN # 30 NOVEMBER
30 NOVEMBER
“Pedoman Kesepahaman dengan Gereja. Supaya memperoleh kebenaran dalam segala hal, kita harus senantiasa sedia untuk percaya sesuatu hitam adanya, walau menurut penglihatanku itu putih, bila Gereja yang Hirarkis memutuskan demikian. Karena kita percaya, bahwa antara Kristus Tuhan kita, Sang Pengantin dan Gereja, Mempelai-Nya, hanya ada satu Roh yang memerintah dan memimpin ke arah keselamatan jiwa kita.” (365a)
Seorang perempuan Katolik aktivis perdamaian bernama Dorothy Day (1897-1980) sangat menggandrungi Misa Tridentin. Paus Yohanes Paulus II pun tidak jarang merayakan Misa yang dipromulgasikan Paus Pius V 14 Juli 1570 ini. Perbedaan dan gesekan di antara umat menjadi perhatian Paus Benediktus XVI. Paus menulis motu proprio (“atas kehendak pribadi”) Summorum Pontificum (2007) mengenai dibukanya kembali kemungkinan merayakan Misa Tridentin. Ia menginginkan umat universal bisa bersatu, sebagaimana Gereja yang hakikatnya Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik.
Terlalu gegabah menjelaskan pro-kontra praksis penggembalaan umat hanya dengan argumen normatif seperti ‘taat dan tidak taat’, ‘setia atau tidak setia pada tradisi suci’, sepaham atau tidak dengan Gereja’. Pastoral umat selalu memperhitungkan aspek-aspek psikologi, sosiologi, antropologi, bahkan politik umat. Untuk itulah kebijakan pastoral selalu membutuhkan proses dialog yang mendalam.
BUTIR-BUTIR ROHANIKU HARI INI?
--------------------
MENEMUKAN HIDUP BARU DALAM KRISTUS
Juli – Desember
Greg Soetomo, SJ
Penerbit:
Komunitas Awam Putri Sion
Nomer WA: +62 857 8019 0002
komunitasputrision@yahoo.com
Cetakan pertama, April 2021
Bagikan :