# RENUNGAN 19 APRIL

19 APRIL

“Golongan III. Mau menghilangkan kelekatan hatinya. Tetapi ia berkemauan sedemikian kuat untuk menghilangkannya hingga tidak peduli akan memiliki barangnya atau tidak. Yang diinginkannya semata-mata ialah menuruti bimbingan ilahi yang diberikan dalam kehendak-Nya, dan menuruti apa yang dipandangnya lebih baik guna pengabdian dan pujian kepada Keagungan ilahi. Dalam pada itu dia mau memandang dirinya seakan-akan dalam hati meninggalkan segalanya.” (155a)

Kita tahu, misalnya, nabi Yeremia berjuang dalam konteks masa pembuangan seperti dikisahkan Perjanjian Lama. Adakah hubungan dan analogi kisah, perkataan dan tindakan nabi yang hidup ribuan tahun lalu dengan tantangan sosial-politik-ekonomi di zaman ini? Apakah umat beriman yang membaca Yeremia di zaman yang ditandai segudang problem sosial, korupsi, pembunuhan, perusakan lingkungan, konflik kekerasan atas nama agama, masih mendapat manfaatnya? Setidaknya, spirit di bawah ini masih sangat relevan.

Banyak nabi dalam perjuangan moral mereka, tiba pada ketegangan dan dilema. Mereka paham bahwa mereka sebenarnya tidak punya cukup kekuatan untuk mengatasi semua kejahatan. Bahkan kerap tidak ‘menghasilkan apapun’. Seorang nabi dikatakan nabi sejati jika ia konsisten mengerjakan apa yang baik, dan terus menyampaikan nubuatnya. Juga bila orang di sekitar memusuhinya. Keberhasilan seorang nabi tidak selalu berkorelasi dengan produktivitas atau hasil yang melimpah.

BUTIR-BUTIR ROHANIKU HARI INI?

 

 

--------------------
MENEMUKAN HIDUP BARU DALAM KRISTUS
Januari – Juni

Greg Soetomo, SJ

Penerbit:
Komunitas Awam Putri Sion
Nomer WA: +62 857 8019 0002
komunitasputrision@yahoo.com

Cetakan pertama, April 2021

Bagikan :