“Golongan I. Sebetulnya mau menghilangkan kelekatan hatinya pada barang dapatan itu, untuk menemukan Allah Tuhan kita dalam damai, dan menyelamatkan dirinya. Tetapi sampai saat ajalnya tidak menggunakan upaya apa pun juga. “ (153)

Dua topik kerap muncul setiap kali bicara katekese: isi dan metode. Metode katekese banyak dibicarakan. Bahkan mungkin menjadi topik yang lebih sering dibicarakan dibanding isi katekese. Meski demikian, sebelum bicara kerumitan metode, apakah para imam dan katekis sudah terlebih dahulu upgrade dan update isi ajaran Katolik? Ini sebuah pertanyaan besar mengingat untuk mencerna informasi dan pengetahuan, hal ini mempersyaratkan ketekunan dan napas panjang, serta inteligensi. Setelah ‘isi’ bisa dilewati, barulah kita bergumul dengan ‘metode’.

Dalam rangka ‘metode’, orang mendiskusikan ‘katekese dari atas’ dan ‘katekese dari bawah’; mulai dengan ajaran dan doktrin ataukah pengalaman manusia konkret; ajaran sistematis tanya jawab atau bernarasi; bentuk kelas serba formal atau permainan dengan dinamika yang cair; cara berkomunikasi konvensional atau memanfaatkan teknologi komunikasi. Semua mendiskusikan metode bagaimana isi ajaran iman diajarkan dan disampaikan agar mudah dicerna pendengar. Menentukan metode dibutuhkan persyaratan membaca bahasa psikologi, kultural, politik dan ekonomi masyarakat zaman sekarang. Semuanya itu adalah perkara yang disebut membaca tanda-tanda zaman.

BUTIR-BUTIR ROHANIKU HARI INI?