RENUNGAN # 4 OKTOBER

4 OKTOBER

“Asas dan Dasar. Karena itu manusia harus mempergunakannya, sejauh itu menolong untuk mencapai tujuan tadi, dan harus melepaskan diri dari barang-barang tersebut, sejauh itu merintangi dirinya. Oleh karena itu, kita perlu mengambil sikap lepas bebas terhadap segala ciptaan tersebut, sejauh pilihan merdeka ada pada kita dan tak ada larangan. … Begitu seterusnya mengenai hal-hal lain yang kita inginkan dan yang kita pilih ialah melulu apa yang lebih membawa ke tujuan kita diciptakan.” (23bc)

Unsur teologi liturgi dan seni arstitektur serta unsur-unsur kebudayaan lain, satu sama lain saling mempengaruhi. Wajah dan karakter gedung gereja adalah hasil interaksi dengan kebudayaan pada masanya. Sebagus dan seindah apapun gereja di Eropa, ia tidak bisa ditiru begitu saja. Gereja Indonesia memiliki pergumulan sosial kebudayaan yang khas. Meski demikian, kita harus terbuka terhadap inspirasi simbol-simbol gereja tua yang mendahului ini.

Umat Gereja Perdana beribadat di alam terbuka. Kalau pun berliturgi di ruang tertutup, itu bukan gedung yang dibangun khusus untuk beribadat. Ada perkembangan simbol-simbol dalam ruang tempat berdoa yang baru muncul kemudian. Maka sebagian orang berpendapat, “Gedung gereja hanya tambahan dalam proses dan unsur liturgi”. Untuk penghayatan iman, kita memerlukan ‘teologi  ruang’ dan ‘teologi batu-bata-pasir’ yang mencermati dan merefleksikan tradisi dan sejarah disain gereja.

BUTIR-BUTIR ROHANIKU HARI INI?

 

 

--------------------

MENEMUKAN HIDUP BARU DALAM KRISTUS
Juli – Desember

Greg Soetomo, SJ

Penerbit:
Komunitas Awam Putri Sion
komunitasputrision@yahoo.com

Cetakan pertama, April 2021

Bagikan :