# RENUNGAN 23 MEI

23 MEI

“Dari Perjamuan Sampai dengan Taman. Membayangkan tempat dalam angan-angan. Di sini: merenungkan jalan dan Gunung Sion ke lembah Yosaphat; juga taman: luas, panjang, tampak begini atau begitu. Mohon apa yang kukehendaki. Semestinyalah dalam Sengsara mohon kesusahan bersama Kristus yang susah, kehancuran hati bersama Kristus yang hancur hati, air mata, kesedihan mendalam atas sengsara begitu besar, yang telah diderita Kristus untuk diriku.” (202 - 203)

Uskup-Uskup di Filipina pernah menyampaikan kritik dan protes ketika Lembaga Pemasyarakatan di negara ini terlampau padat dan tak manusiawi. Ratusan ribu narapidana berdesak-desakkan menghuni penjara-penjara di setiap daerah. Demikian pula, tahanan yang terkatung-katung status hukumnya karena tidak dituntaskan, menjadi sasaran perhatian Gereja Katolik Filipina. Memahami kompleksitas ini, ide Matius 25 bukanlah kunjungan sesekali ke penjara sebagai pengisi liburan panjang. Komitmen ini bukan pula petualangan datang ke Lapas yang selalu digambarkan seram. Meski penting, ia juga bukan melulu doa, nyanyi-nyanyi lagu rohani atau misa nan syahdu. Kerasulan ini menuntut sebuah komitmen serius.

Berkomitmen dalam Kerasulan Penjara, berarti menjangkau kemungkinan membuat rekomendasi perkara-perkara legalistik dan teknis. Membangun martabat manusia menuntut kesetiaan harian dan dipraktikkan bertahun-tahun. Matius 25 diharapkan menjadi habit, kebiasaan, insting, dan mestinya menjadi nafas yang dihirup dalam praktik harian setiap orang Katolik.

BUTIR-BUTIR ROHANIKU HARI INI?
 
 
 
--------------------
MENEMUKAN HIDUP BARU DALAM KRISTUS
Januari – Juni

Greg Soetomo, SJ
 
Penerbit:
Komunitas Awam Putri Sion
Nomer WA: +62 857 8019 0002
komunitasputrision@yahoo.com
 
Cetakan pertama, April 2021
Share :