
RENUNGAN # 19 OKTOBER
19 OKTOBER
“Pengantar Melakukan Pemilihan. Dalam semua pemilihan yang baik, sejauh itu terserah pada kita, mata tujuan kita harus murni, semata-mata hanya memandang untuk apa aku diciptakan, yaitu untuk memuji Allah Tuhan kita dan untuk menyelamatkan jiwaku. Oleh karenanya, bagaimanapun jua, pilihanku haruslah dimaksudkan untuk menolongku menuju kepada tujuan aku diciptakan. Aku tidak boleh mengatur atau menundukkan tujuan ke arah sarana, tetapi sarana ke arah tujuan.” (169a-a)
Sinkretisme adalah proses mengupayakan, setidaknya membiarkan, percampuran beberapa unsur keyakinan atau kebudayaan. Proses yang berlangsung adalah tambal sulam dan penggabungan superfisial. Ada pendapat, orang Jawa berabad-abad melakukan praktik ini. Clifford Geertz, antropolog klasik, membahas sinkretisme orang Jawa, khususnya terkait ajaran Islam. Banyak orang Jawa Muslim ia sebut abangan, karena mencampuradukkan dengan kebiasaan praktik mistis Jawa dan pengaruh Hindu-Budha. Banyak kritik ditujukan pada Geertz. Beberapa ahli mengatakan ia tak paham Islam ketika mengambil kesimpulan bahwa Islam di Jawa ‘bukan Islam’.
Orang Jawa Katolik pun memiliki tendensi yang sama. Orang Katolik di kawasan ini tidak mudah dipisahkan dengan ke-Jawa-annya. Kekhawatiran terhadap sinkretisme bisa dibersihkan dengan cara pemurnian terus-menerus. Orang Katolik Jawa seharusnya terus mengolah dan mengintegrasikan karakter-identitas lokalnya dengan ajaran Katolik universal.
BUTIR-BUTIR ROHANIKU HARI INI?
--------------------
MENEMUKAN HIDUP BARU DALAM KRISTUS
Juli – Desember
Greg Soetomo, SJ
Penerbit:
Komunitas Awam Putri Sion
komunitasputrision@yahoo.com
Cetakan pertama, April 2021
Share :